Hari Internasional Menentang Penyalahgunaan dan Perdagangan Gelap Narkoba, atau Hari Anti Narkoba Internasional, diperingati pada tanggal 26 Juni setiap tahun untuk memperkuat tindakan dan kerja sama dalam mencapai dunia yang bebas dari penyalahgunaan narkoba.

Setiap tahun, setiap individu, seluruh komunitas, dan berbagai organisasi di seluruh dunia bergabung untuk merayakan Hari Anti Narkoba Internasional untuk membantu meningkatkan kesadaran akan masalah utama yang ditimbulkan oleh obat-obatan terlarang bagi masyarakat. Dari zona perang, kamp pengungsi, hingga komunitas yang terkoyak oleh kekerasan, orang-orang di seluruh belahan dunia sangat membutuhkan.

UNODC terus mengadvokasi untuk melindungi hak atas kesehatan bagi mereka yang paling rentan, termasuk anak-anak dan remaja, orang yang menggunakan narkoba, orang dengan gangguan penggunaan narkoba, dan orang-orang yang membutuhkan akses ke obat-obatan yang dikendalikan.

UNODC terus memberikan fakta dan solusi praktis untuk mengatasi masalah narkoba dunia saat ini dan tetap berkomitmen untuk mencapai kesehatan untuk semua. Sektor kesehatan dan keadilan berada di bawah tekanan dan akses ke layanan dan dukungan terhambat ketika kita tidak mampu membelinya.

Tahun ini, UNODC menangani tantangan narkoba transnasional yang berasal dari situasi krisis. Pada tahun 2022, dunia terus menyaksikan krisis kemanusiaan yang meluas di Afghanistan, Ukraina, dan di tempat lain, sementara pandemi COVID-19 masih menjadi krisis kesehatan global yang besar. Krisis obat sintetis juga membutuhkan solusi yang gesit dan mudah beradaptasi. Tumbuhnya rasa komunitas global dan solidaritas terus muncul, seperti halnya kebutuhan untuk peduli pada semua orang di saat krisis.

Dengan kampanye #CareInCrises, bantu kami menjadikan Hari Anti Narkoba Internasional sebagai titik balik dalam upaya global untuk mengatasi tantangan narkoba. Bersamaan dengan kampanye tagar #CareInCrises, tema peringatan Hari Anti Narkoba Internasional pada tahun 2022 kali ini adalah "Mengatasi tantangan narkoba dalam krisis kesehatan dan kemanusiaan".

Sumber:
United Nations Office on Drugs and Crime